Apakah itu kamu?
Air yang membasuh perihku, Menyelip dibulir ombak detik menggulung rindu.
Zat yang penuhi permukaan hati dengan genangan candu.
Itukah kecipakmu?
Siklus arus yang tak henti mengaliri darahku.
Tiap teguk cawan senyummu, Serasa pusaran yang melarut benci.
Mengeramkanku di palung hati.
Oh,demi waktu , bersanding denganmu itu muaraku.
Kini, Setubuhi gersangku dengan gerimismu.
Karena hatiku mati, kering kontang bernisan sepi.
Apakah itu kamu?
Sinar yang menggeliat membakar sumbu cemburu.
Melumat habis beku yang mengkristal di peparu.
Sumpah mati aku pun berhasrat menjadi api.
Melahap habis kamu hingga abu dan kusebar penuhi ronggaku.
Oh, itukah kamu?
Ribuan cahaya yang luruhkan gelap.
Menatapmu aku tak kuasa terserap.
Kamu meredup, Aku tak hidup.
Apakah itu kamu?
Pijakan langkahku. Menopang tegapku memetik langit.
Hingga tumpah hujan tawa untuk menyesap memadati debu.
Oh, itukah senyummu?
Tempat gravitasi bersembunyi karena malu.
Pusat magnet yang menarik seluruh indraku.
Kamu serupa permadari cokelat yang siap menerima jatuhku.
Dalam selambu akhir waktu.
Kubur aku dengan ketenanga yang mengharu biru.
Apakah itu kamu?
Angin yang mengipas luka dan meniup air mataku.
Badai yang memorakporandakan sepi.
Beliung yang menghempas sembilu sendu.
Udara yang hadir setelah sesak yang beranak pilu.
Oh, itukah bisikmu?
Yang hadir perlahan setenang napas dan bersepoi menelisik membran telinga.
Semilir yang mengantarkan kata kata, Memenuhi tabung rasa yang hampa.
Hembusmu, Udara yang menghayati dengan segenap nyawa
Kamu. Air,Api,Tanah,Udaraku Senyawa surga kedua Menemaniku disetiap senja Hingga
bermasamasa..
bersamasama..
0 komentar:
Posting Komentar